Solusi Alternatif Memutus Mata Rantai Virus Covid-19 Ala Iwan Kaparangi

ATENSI.CO, KESEHATAN- Masuknya Covid- 19 di Bumi Hulondhalo karena adanya masyarakat Gorontalo yang tiba dari wilayah zona merah. Seperti diketahui bersama pasien 01 Covid-19 adalah alumni pertemuan keagamaan yang dipusatkan di Gowa, Sulawesi Selatan. Bahkan paling terdekat salah satu pasien yang dinyatakan positif adalah warga Kabupaten Pohuwato yang juga mengikuti kegiatan di Gowa.

Melihat kondisi yang ada, salah satu birokrat dari Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato menawarkan salah satu solusi alternatif dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19.

Yang pertama menurutnya, untuk keluarga pasien lakukan karantina, sehingga pemerintah fokus terhadap keluarga pasien yang sempat bersentuhan dengan pasien. Namun dengan menyediakan segala kebutuhan keluarga pasien selama sebulan agar mereka tak keluar rumah.

Kedua, fokus terhadap jalur mudik : Bandara, Pelabuhan dan darat sebagai area perbatasan. Dengan mendata setiap yang masuk kabupaten dan kota sebelum kerumah seharusnya pemudik langsung di rapidtest. pemudik yg baru sampai dikawal langsung menuju RS. karena virus ini sangat susah terdeteksi.

Bahkan dirinya berpendapata, selama masa pembatasan skala sosial saat ini kurang maksimal. Yang terjadi saat ini adalah sebagian besar masyarakat tetap bekerja seperti biasa kecuali para pedagang pasar yang saat ini masih nganggur.

“Para petani tetap bekerja seperti biasa begitu pula dengan nelayan. bahkan penjual ikan mereka tetap beraktivitas biasa, serta toko dan kios tetap melayani pembeli. Maksud saya jika ingin memutus mata rantai penyebaran covid 19 maka saya memakai philosofi menebang kayu. Jika ingin menebang kayu maka tebanglah pohonnya dan bukan rantingnya. artinya biarkan masyarakat melakukan aktifitas seperti biasa,” jelasnya.

“Mari kita cermati begitu besar kepedulian pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat akibat dampak Covid- 19. Sekarang pemerintah sangat kelelahan dan belum lagi mengatasi berbagai tanggapan masyarakat yang belum tersentuh bantuan,” tambahnya.

Dirinya menyimpulkan, biarkan masyarakat fokus bekerja, arahkan bantuan kepada pasien dan keluarganya yang bersentuhan langsung. PSPB bukan solusi utama. karna manusia adalag mahluk sosial.

(editor : ddj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *