POLITIK. ATENSI.CO – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi mengajak generasi muda untuk menghindari budaya “Tutuhiya” yang mengandung makna saling menjatuhkan.
Hal itu diungkapkan Nasir Giasi saat memimpin sidang paripurna dalam rangka Hari Ulang Tahun Pohuwato ke – 20 yang di gelar di aula Paripurna DPRD beberapa hari lalu.
Kata Nasir, bahwa Pohuwato lahir karena sebuah kolaborasi antara seluruh pihak yang bersatu untuk mewujudkan daerah pemekaran dan jauh dari Budaya tutuhiya.
“Bila Pohuwato ini, dibangun dengan budaya Tutuhiya, saya meyakini tidak Jadi Pemekaran Pohuwato dari Boalemo,” ungkap Nasir.
Tak hanya itu, ketua DPRD dua periode itu menegaskan, budaya Tutuhiya merupakan tindakan yang kurang baik, dan dapat merusak tatanan sosial yang dibangun selama ini, untuk daerah Pohuwato yang lebih baik.
“Untuk membangun Pohuwato kita hindari budaya Tutuhiya, sekali lagi budaya ini tidak akan menguntungkan perkembangan kemajuan Kabupaten Pohuwato,” terang Nasir.
Disamping itu, Nasir mengaku tidak mempermasalahkan kritikan-krtikan terahadap kinerja Pemerintahan maupun DPRD Pohuwato, namun kata Nasir, tidak mengandung sentimen dan jauh dari sikap budaya Tutuhiya.
“Kritikan ini, menjadi sebuah dorongan bagi Kami untuk bekerja dan mempersembahkan prestasi-prestasi yang terbaik bagi daerah Pohuwato tercinta,” jelasnya.
Ia juga berharap, agar generasi muda Pohuwato saling bersatu membangun Pohuwato, karena pihaknya menilai Pohuwato yang akan datang tergantung generasi muda sekarang ini.
“Pohuwato masa depan itu, kita bisa nilai dari generasi muda sekarang ini. Bila generasi muda hanya saling menjatuhkan, maka sangat merugikan Pohuwato di masa depan. Mereka itu Pemipin masa depan, maka sekali lagi saya ingatkan berulang kali agar mari kita sama sama menjauhi budaya Tutuhiya tersebut,” tandasnya.**