POLITIK, ATENSI.CO – Dalam rangka mengantisipasi kelangkaan gas LPG 3 Kilo Gram (Kg), DPRD Pohuwato menggelar rapat dengar pendapat yang berlangsung di ruang rapat DPRD, Senin 10 April 2023.
Rdp tersebut digelar Komisi II dan Komisi III, menghadirkan Sekretaris Daerah (Sekda) Iskandar Datau, Kepala Dinas Perindagkop UKM Pohuwato, Ibrahim Kiraman, serta beberapa OPD di lingkungan pemerintah daerah.
“Buat apa penambahan agen jika pasokan gas berkurang, nantinya bikin tambah ‘penyakit’ lagi,” ujar Rizal Pasuma ketua Komisi II.
Tidak bisa dipungkiri kata Rizal, jumlah pemakaian gas di kalangan masyarakat semakin hari semakin meningkat, olehnya pengurangan gas LPG yang dilakukan pihak Pertamina akan menimbulkan kelangkaan gas LPG di Kabupaten Pohuwato.
“Seenaknya saja mereka mereka mempermainkan masyarakat kita. Padahal ini program pemerintah. Malahan, pemerintah terkesan mempermainkan kita, dari minyak tanah dialihkan ke gas, sekarang sudah pakai gas akan tetapi gas nya yang tidak ada. Ini kan lucu,” terang Rizal.
Disisi lain, Beni Nento Ketua Komisi III menambahkan, pihaknya meminta pemerintah dan pihak pertamina untuk melakukan penambahan kuota gas LPG 3 Kilo Gram.
“Seperti apa yang disampaikan pak kadis, ada sekitar kurang lebih 52 ribu PKM mendapatkan gas bersubsidi, namun sampai hari ini hanya sekitar 22 ribu yang ada. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah, entah itu pemerintah provinsi maupun pusat dan pihak pertamina untuk menambah kouta gas LPG,” tegas Beni Nento.
Sementara itu, kepala dinas Perindagkop UKM Pohuwato, Ibrahim Kiraman mengaku akan melakukan operasi agen LPG yang banyak di keluhkan masyarakat terutama masyarakat yang berada di Kecamatan Lemito dan Popayato.
“Yang keluhan sekarang itu di wilayah barat, kami besok meninjau langsung ke pangkalan-pangkalan bersama agen. Disana, nanti kami lihat Kecamatan mana kesulitan gas,” beber Ibrahim.
Lebih jauh kata Ibrahim, dirinya mengakui bahwa tahun ini gas LPG mengalami kelangkaan di Pohuwato.
“Tahun kemarin tidak ada kelangkaan, kenapa tahun ini ada kelangkaan? Karena memang ada pengurangan kuota dari pertamina. Yang dulunya sampai 7 LO, sekarang ini hanya 6 LO. Kemudian juga kebutuhan ibu-ibu dalam membuat kue makin meningkat jelang lebaran,” tukasnya.**