POHUWATO, ATENSI.CO – Keputusan Syarif Mbuinga untuk mundur dari kepengurusan DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo membuat risau para kader Golkar yang ada di Bumi Panua. Pasalnya, Syarif yang notabene merupakan Bupati Pohuwato dua periode itu dinilai sebagai aktor penentu dan juga Trigger atau Ligther bagi kader dan kemenangan partai Golkar khususnya di Pohuwato.
Kerisauan ini disampaikan Ketua PK Golkar Kecamatan Paguat, Ismail Abas. Menurutnya, Syarif bukan hanya sekedar kader sejati di Partai Golkar, melainkan lebih dari itu. Selain Nasir Giasi, Syarif bagi kader Golkar di Pohuwato merupakan aktor penentu dalam perhelatan Pemilu maupun Pemilihan tahun 2024 mendatang.
“Seperti dalam perhelatan Word Cup Tahun 2022 ini, setiap club punya aktor penentu dalam kemenangan tim. Dan setiap orang dalam menjagokan masing-masing club, tentunya karena melihat ada aktor penentu didalam tim tersebut. Nah, begitulah posisi Pasisa Syarif di perhelatan 2024 mendatang,” ujarnya.
Tak hanya itu lanjut Ismail, dari sisi internal partai, kemunduran Syarif akan menjadi ‘trigger’atau ‘Ligther’ bagi kader Golkar. Dalam konteks ini kata Ibas, kemunduran Syarif dari Partai Golkar akan membuat sebagian kader Golkar dalam persimpangan.
Bagi kader yang memiliki loyalitas terhadap Syarif akan cenderung apatis terhadap perjuangan Golkar. Mereka secara militan akan mengaku masih kader Golkar, namun tanggungjawab terhadap perjuangan memenangkan partai tidak lagi menjadi beban berat.
“Bisa jadi sebagian loyalis ini akan tetap bertahan di Golkar hanya dalam bentuk titip nama sebagai kader, namun gerak langkahnya akan menjadi apatis menyesuaikan sikap para pendukung calon DPD yg memang notabene non partisan,” tutur Ismail.
Sedangkan sebagian kader Golkar lainnya lanjut Ismail, cenderung akan memilih bersikap acuh tak acuh dengan pengunduran Syarif. Bagi mereka mundur atau tidaknya syarif tak berpengaruh apa-apa bagi partai Golkar kedepan.
“Nah, barisan ini memegang prinsip mati satu tumbuh seribu. Jadi mereka tidak akan terusik dan tidak ada efek dari mundurnya Syarif. Dan tetap bersikap militan layaknya kader partai sejati,” tambahnya.
Belum lagi kata Ibas, dari sisi eksternal sebagian partai diluar Golkar akan merasa senang kemunduran Syarif dari partai Golkar. Sebab, mereka menilai akan mudah mengalahkan Golkar jika Syarif berada diluar struktural Golkar. Meski, disisi lain ada banyak tokoh mumpuni di partai Golkar. Tapi, khusus di Pohuwato, Syarif masih menjadi batu sandungan kemenangan partai lain di pemilu 2024.
Karena itu kata Ibas, jika Syarif benar-benar keluar dari partai Golkar, baik secara struktural maupun secara kaffah maka itu menjadi alamat buruk bagi partai Golkar kedepan khususnya di Bumi Panua.
“Jika Syarif sebagai kader sejati masih tetap ingin melihat dan mengulang kejayaan partai Golkar di Pemilu 2024 mendatang maka langkah bijak beliau harus tetap berada di struktur Partai Golkar sebagai simbol dan aktor penentu dalam perhelatan play off pemilu 2024 mendatang,” tandasnya. (**)