POLITIK, ATENSI.CO – Ulah oknum anggota dewan asal dari Fraksi Partai Gerindra, Suryaharto Polumulo yang marah dan melabrak Ketua DPRD Nasir Giasi, ternyata membuat Ketua DPRD merasa malu.
Pasalnya, aksi oknum anggota dewan tersebut, dilakukan saat jelang sidang Paripurna KUA PPAS Perubahan Tahun 2022. Dimana pada saat itu hadir Bupati Pohuwato dan para OPD serta para aleg, bahkan sejumlah wartawan.
Menurut Nasir, dirinya merasa malu dengan kejadian tersebut karena disaksikan Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga dan para pejabat pimpinan Organisasi Prangkat Daerah (OPD) yang menunggu pelaksanaan rapat paripurna.
“Saya sampaikan, tolong hargai Pak Bupati yang ada didalam sampaikan dengan baik baik, ancaman dari yang bersangkutan, saya kira ini Negara hukum tentu akan ada ranah hukum yang beliau akan hadapi, dan jelas kita tidak menginginkan itu,” pungkasnya.
Sebagai sesame Aleg, Nasir telah menjelaskan kepada yang bersangkutan bahwa DPRD tidak memiliki kapasitas untuk memproses dan memutuskan terkait apa yang menjadi tuntutan masyarakat terkait Polemik yang terjadi di Desa Buntulia Barat, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato.
Sebab menurut Nasir, ini menyangkut harkat dan martabat seseorang harus mendahulukan asas praduga takbersalah, terlebih DPRD bukanlah Aparat Pemegak Hukum (APH), seperti Kepolisian ataupun Kejaksaan yang merupakan lembaga vertikal.
“Saya menyampaikan, yang menjadi ranah DPRD itu hanya mengundang inspektorat untuk mengklarifikasi kaitan persoalan tersebut, tetapi saya malah di tuntut untuk segera memproses ,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Nasir, dirinya sudah menemui masa aksi atas permintaan yang bersangkutan, meski tak diminta pun ia tetap akan menerima hadirnya massa sebab telah lebih dahulu memberitahu bahwa akan melakukan demo.
Namun setelah itu, dirinya malah dilabrak oleh yang bersangkutan karena tidak terima atas penyampaiannya saat menanggapi tuntutan masa aksi.
Atas kejadian tersebut, politisi partai Golkar itu pun langsung memberikan nasehat kepada anggota. Sebagai wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif mestinya dalam menyelesaikan masalah sebisa mungkin menahan diri untuk tidak emosi.
“Saya mencoba menenangkan yang bersangkutan karena sudah naik pitam, sudah teriak teriak, saya memberikan nasehat sebagai anggota DPRD memberikan contoh yang baik dan harus mengontrol emosi, terlebih saat itu ada Pak Bupati dan teman teman pimpinan OPD, tapi saya malah dilabrak tapi bagi saya itu tidak masalah,”imbuhnya.**
Penulis : Guslan Kaco
Editor : Dadang Dj.