Kita ketahui bersama bahwa menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi umat Islam dan mendapat penekanan yang Intens dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beberapa hadis yang cukup sering kita dengar membuktikan hal itu.
“Menuntut ilmu adalah sebagian dari iman.”
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.”
“Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina.”
Al Quran merupakan kitab petunjuk dan hidayah yang wajib diimani, dipelajari, dan diamalkan. Mempelajari Al Quran sebaiknya dilakukan sedini mungkin, agar Al Quran dapat membentuk karakter manusia sejak awal, tumbuh generasi dan masyarakat Qurani.
Di Kabupaten Pohuwato, khususnya di Kecamatan Paguat dan Dengilo, interaksi masyarakat dengan Al Quran umumnya baru dimulai setelah dewasa. Anak-anak belum dibiasakan dengan Al Quran sejak dini. Bahkan angka buta aksara Al Quran di Provinsi Gorontalo masih sangat tinggi.
Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) kurang mendapat respon yang memadai dan banyak yang tidak dikelola secara maksimal. Al Quran belum memasyarakat dan masih jauh dari harapan agar terbentuknya Masyarakat Qurani beriman dan bertakwa sesuai dengan Visi Daerah.
Sementara itu, perkembangan zaman yang semakin cepat di era digital ini, memunculkan tantangan dan problematika yang serius bagi anak-anak dan para orang tua. Kecanggihan teknologi yang bahkan juga dengan mudah dapat diakses oleh semua kalangan menjadi masalah baru.
Begitu banyak anak-anak dan remaja yang kecanduan media sosial, game online, sibuk menghabiskan waktu dengan banyak hal kurang bermanfaat sehingga pengetahuan dan karakter mereka tidak terbentuk dengan baik. Fenomena ini sepertinya merata di seluruh wilayah di Kabupaten Pohuwato.
Kegelisahan itu yang mendorong saya dan beberapa tokoh masyarakat bergerak mencari solusi. Apa yang mesti dilakukan agar anak-anak tertarik belajar bahkan menghafal Alquran. Dimulai dari diskusi-diskusi ringan, hingga kajian-kajian sederhana dilakukan.
Beberapa Lembaga Pendidikan Al Quran dikunjungi dan dipelajari pengelolaannya. Konsultasi dilakukan dengan banyak Asaatidz bahkan di luar Daerah yang telah lebih dulu sukses berkecimpung dengan Pendidikan Al Quran bagi anak-anak dan remaja.
Maka pada akhir tahun 2021 didirikanlah Yayasan Pendidikan Madinatul Khairaat Al Fatih, dengan kepengurusan yayasan saya sendiri, Otan Mamu sebagai Ketua Yayasan dan Ust. Luqmanul Hakim Abubakar sebagai Ketua Dewan Pembina,Ikbal Mbuinga sebagai Sekretaris, Ayub Mohi Sebagai Bendahara, Fathan Antula sebagai bidang Pembangunan, Darwis Adam sebagai pengurus, Agustin Djajitala sebagai Pembina.
Madinah artinya kota yang makmur, Alkhairaat berarti kebaikan dan Al Fatih bisa diartikan pembuka, pelopor atau pembebas. Sesuai namanya, Yayasan ini diharapkan dapat berkontribusi mengambil bagian dalam cita-cita besar para pendahulu daerah ini, menjadi pelopor terciptanya daerah yang makmur penuh kebaikan dan keberkahan.
Yayasan ini menemukan momentumnya pada pemerintahan Bupati Pohuwato Bapak Saiful Mbuinga yang memiliki program 1 Desa 1 Hafizh, sebuah program luar biasa untuk mewujudkan Pohuwato Madani. Maka atas dukungan penuh Pemerintah Daerah, DPRD Pohuwato dan masyarakat Paguat dan Dengilo, Yayasan ini memulai aktifitasnya dengan membentuk TPQ di dua titik di Kecamatan Paguat, mengadakan pelatihan-pelatihan Al Quran dan akhirnya mendirikan Rumah Quran sebagai sentra kegiatan pembelajaran Al Quran, baik tahsin, tahfizh hingga tafsir Al Quran.
Tanggungjawab dan Amanah ini tentu berat, panjang dan penuh tantangan. Namun kami percaya bahwa dengan dukungan masyarakat, support Pemerintah Daerah dan disertai niat Ikhlas untuk memasyarakatkan Al Quran, Allah SWT akan memberikan kemudahan, membukakan jalan dan memberkati setiap usaha. Semoga cita-cita besar ini senantiasa dalam bimbingan dan penjagaan Allah SWT., dan semua orang yang terlibat dalam kebaikan ini mendapatkan pahala jariyah yang tidak pernah terputus. Amin.
Penulis : Ustad H. Otan Mamu