POHUWATO, ATENSI.CO– Program satu desa, satu Hafidz yang diprogramkan oleh Pemerintah Kabupaten Pohuwato yang dipercayakan kepada Yayasan Madinatul Khairat Al- Fatih sebagai pelaksanaan pilot project, masuk tahap karantina santri calon Hafidz.
Kegiatan penerimaan santri dari orang tua untuk masuk karantina dilaksanakan pada, Minggu, 28 Mei 2023 dan dibuka langsung oleh Camat Paguat, Ikbal Mbuinga, dihadiri juga Sekcam Paguat, Ayub Mohi, Kepala Desa Soginti, Ketua Yayasan Madinatul Khairat, H. Otan Mamu dan oleh para calon hafidz, orang tua santri.
Saat memberikan sambutan, Camat Paguat menyampaikan ucapan selamat kepada para santri dan ustad yang akan melaksanakan kegiatan hafidz Quran sesuai waktu yang ditentukan.
“Atas nama pemerintah dan selaku pengurus, berharap para santri akan mengikuti pembelajaran di masa karantina dengan serius. Semoga kalian semua akan menjadi hafidz kebanggaan orang tua dan menjadi kebangaan daerah kita tercinta yakni Kabupaten Pohuwato,” ungkap Ikbal Mbuinga.
Dirinya juga meminta dukungan dari orang tua santri selama proses karantina berlangsung guna mensukseskan program satu hafidz satu desa yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah saat ini.
“Tentunya diawal proses karantina ada penyesuaian suasana oleh para santri termasuk metode dalam pembelajaran nanti. Untuk itu saya berharap agar para orang tua bisa memotivasi dan bisa komunikasi dengan pengurus atau ustad jika ada hambatan yang ditemui. Insya Allah kita bisa cari solusi yang terbaik,” harap Ikbal Mbuinga.
Sementara itu, Ketua Yayasan Madinatul Khairat Al-Fatih menyampaikan bahwa santri yang akan ikut program hafidz 30 Juz berjumlah 15 orang, padahal targetnya hanaya 13 orang.
Dirinya juga menyampaikan bahwa proses karantina baru bisa dilaksanakan hari ini karena sebagian santri masih menyelesaikan ujian akhir sekolah dan juga dengan persiapan penyediaan fasilitas karantina.
“Sebagian anak-anak santri masih duduk di kelas tiga, jadi kami menunggu mereka mengikuti ujian sekolah dulu. Sambil menunggu kami juga membenahi fasilitas gedung karantina, seperti tempat tidur, lemari dan fasilitas lainya,” ucap Otan Mamu.
Kepada orang tua santri, Otan Mamu berpesan agar para orang tua bisa berdoa dan memberikan motivasi kepada para santri karena para santri akan difokuskan pada kegiatan menghafal Al-Qur’an.
“Jadi tugas orang tua hanya berdoa dan memberikan dukungan kepada para santri. Tugas mereka belajar. Untuk makan, cuci pakaian, tak perlu dipikirkan oleh orang tua, semua menjadi tugas kami pengurus yayasan,” ungkap Ustadz Otan, sapaan akrabnya. **