POHUWATO, ATENSI.CO – Kelompok peternak sapi yang merupakan binaan Pani Gold Project (PGP) menyatakan siap menyediakan kebutuhan sapi kurban bagi perusahaan dan masyarakat sekitar dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha akhir bulan Juni.
Peternak yang tergabung dalam kelompok Peternak Penambang Gunung Pani yang berlokasi di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, itu siap menjual sapi-sapi sehat yang secara rutin telah diperiksa oleh petugas dari kantor pemerintah kabupaten.
“Kami siap untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan masyarakat [yang membutuhkan hewan kurban],” kata Yusuf Lawani, koordinator kelompok Peternak Penambang Gunung Pani di lokasi peternakannya di Desa Balayo, Selasa, 23 Mei 2023.
Dia menyatakan apresiasi dan terima kasih atas dukungan perusahaan berupa kebutuhan akan hewan kurban sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Idul Adha. Peringatan Idul Adha 1444 H dan penyembelihan hewan kurban tahun ini akan jatuh pada tanggal 29 Juni 2023.
“Informasi awal terkait kebutuhan hewan kurban dari perusahaan adalah wujud nyata dukungan perusahaan kepada warga, dalam hal ini warga penambang yang telah alih profesi menjadi peternak sapi,” tambahnya.
Yusuf mengaku selama ini dirinya tidak menemui kendala yang berarti dalam memulai usaha penggemukan sapi. Dia menyatakan bangga karena bisa mempekerjakan beberapa orang mantan penambang untuk mendukung usaha ternak sapi ini. Beberapa orang bekerja di lokasi untuk mengumpulkan rumput sebagai pakan ternak sapi dan juga membersihkan kandang.
Dia mengungkapkan bahwa dalam beberapa minggu ini dia telah menjual 7 ekor sapi masing-masing seharga Rp 19 juta.
Ahmad Zakaria, salah satu pekerja di lokasi peternakan sapi tersebut, pun menyatakan hal yang sama bahwa peternakan ini siap menyediakan kebutuhan sapi untuk Hari Raya Kurban akhir Juni nanti.
“Kami siap menyediakan sapi kurban. Tergantung berapa kebutuhan dari perusahaan atau masyarakat,” ujarnya sembari menegaskan bahwa semua ternak sapi di situ dijamin sehat dan berkualitas karena dalam pengawasan petugas dari kantor kabupaten.
Jaminan kondisi ternak sapi yang sehat dan berkualitas itu menjadi nilai lebih mengingat seluruh ternak sapi sejauh ini diperiksa secara ketat oleh petugas dari pemerintah kabupaten dan dinas terkait.
Hal itu pun diakui oleh Kepala Dinas Pertanian Kamri Alwi dalam percakapan beberapa waktu yang lalu.
Kamri Alwi menjelaskan bahwa petugas yang ditunjuk senantiasa melakukan pengawasan terhadap ternak yang ada di Kabupaten Pohuwato, utamanya melalui skema kerjasama.
“[Petugas] kita melakukan monitoring secara rutin. Kami menempelkan barcode di telinga sapi sebagai catatan monitoring,” tambahnya.
Kamri menyarankan bahwa ternak sapi sudah harus dijual setelah 6 bulan perawatan atau penggemukan supaya tidak berat di ongkos produksi.
Mengingat mulai tumbuhnya permintaan daging sapi dari perusahaan dan juga permintaan musiman, seperti saat menjelang Hari Raya Idul Adha, potensi usaha ternak sapi ini diyakini akan tumbuh cepat.
Beberapa waktu lalu tim ahli dari IPB University, Bogor, telah melakukan kunjungan ke lokasi dan melakukan assessment. Dari hasil assessment, tim IPB University mengatakan bahwa usaha peternakan dan penggemukan sapi ini sangat potensial.
“Estimasi populasi sapi [kelompok Yusuf] berkembang dari 185 ekor pada tahun ke-1 menjadi 789 ekor pada tahun ke-5,” menurut studi awal Tim IPB.
Estimasi populasi sapi selama lima tahun pengembangan ini juga digunakan untuk menghitung kebutuhan pakan dan luasan lahan yang dibutuhkan untuk kebun hijauan pakan, serta kebutuhan mineral mix setiap tahun untuk mendukung pertumbuhan kerangka tubuh sapi.**