ATENSI.CO, NASIONAL- Pertemuan presiden terpilih Joko Widodo dan Prabowo Subianto, disambut baik sejumlah kalangan. Salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Dia berharap hal itu dapat mengurangi hoax yang sempat terjadi secara masif.
“Saya sendiri nggak bisa garansi pertemuan itu bisa menghilangkan hoax atau sikap nyinyir di kedua pihak. Paling tidak ada sikap positif dari kedua belah pihak,” kata Burhanuddin dalam diskusi Polemik di d’Consulate Resto & Lounge, Mentang, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari detik.com, Sabtu (13/7/2019).
Menurut Burhanuddin, kontestasi pemilihan presiden sudah berakhir setelah sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Maka, pertemuan Jokowi dan Prabowo hari ini dinilai bisa menurunkan tensi politik.
“Secara formal sudah clear setelah MK memutuskan. Pertemuan tersebut paling tidak menurunkan tensi ketegangan politik yang tajam di mana kita baru saja menyelesaikan kegiatan pilpres yang tajam,” ujarnya.
Burhanuddin juga menyinggung soal ucapan selamat dari pihak yang kalah dalam pilpres. Sebab, kestabilan demokrasi ditentukan oleh pihak yang kalah.
“Jangan lupa, demokrasi ditentukan bukan sama yang menang. Demokrasi stabil ditentukan sama yang kalah. Umumnya yang kalah potensial menganggap demokrasi dan dikhawatirkan punya imajinasi lain di luar demokrasi,” sambungnya.
Burhanuddin Muhtadi menilai pertemuan Jokowi dengan Prabowo membuka pintu koalisi. Dia menduga arah bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi Jokowi semakin terbuka pasca pertemuan kedua tokoh itu.
“Sepertinya pintu kualisi Pak Prabowo dengen kepemerintahan Pak Jokowi mulai terbuka, saya tidak ingin mengatakan koalisinya sudah fix,” kata Muhtadi.
“Tetapi setidaknya pertemuan itu memberikan sinyal yang sangat terang baik kepada elite dan kepada massa bahwa pembicaraan yang selama ini diusahakan di belakang layar itu mulai menemukan titik temu,” sambungnya.
Muhtadi menyebut bisa saja koalisi ini akan bergabung tidak hanya di pemerintahan saja. Bisa saja koalisi itu akan berlanjut ke jabatan-jabatan publik lainnya.
Dia mengatakan keputusan bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi tergantung keputusan Presiden Jokowi. Jika benar bergabung, Muhtadi menyebut akan ada perasaan kecewa dari partai koalisi Jokowi yang lebih dulu mendukungnya.
“Tentu ada kekecewaan apalagi masuknya Gerindra membawa implikasi berkurangnya jatah koalisi yang diterima oleh partai pendukung awal Pak Jokowi,” ujarnya.
Diketahui, Jokowi dan Prabowo mengadakan pertemuan di Stasiun MRT Senayan dan lanjut berjalan kaki ke Fx Sudirman Jakarta hari ini. Prabowo mengucapkan selamat kepada Jokowi, yang terpilih kembali sebagai presiden untuk periode kedua.
Prabowo mengatakan siap membantu Jokowi, tapi sesekali akan mengkritik sebagai oposisi. Keduanya sepakat agar para pendukung bersatu serta tidak ada lagi istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’.
“Saya juga ucapkan selamat tambah rambut putih. Menjadi presiden itu adalah mengabdi. Masalah yang beliau pikul besar, kami siap membantu kalau diperlukan, untuk kepentingan rakyat,” kata Prabowo di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). (*)