EKONOMI, ATENSI.CO- Realisasi tali asih bagi penambang di area konsesi perusahaan di Blok Kolokoa mencapai 73% dan Pani Gold Project melanjutkan proses tali asih ke blok berikutnya, yakni Blok Alamotu.
Direktur Utama PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) Boyke Abidin menyambut baik capaian realisasi dan proses pemberian tali asih tersebut.
“Sampai hari ini kita sudah merealisasikan program tali asih bagi penambang di Blok Kolokoa. Realisasi mencapai 73%,” kata Boyke pada Rabu.
PT GSM, bersama PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), PT Pani Bersama Tambang (PBT) dan PT Mentari Alam Persada (MAP), mengelola proyek emas Pani Gold Project di Desa Hulawa, Kabupaten Pohuwato. Empat entitas usaha tersebut di bawah PT Merdeka Copper Gold Tbk. yang telah memiliki pengalaman dalam praktek pertambangan yang baik (good mining practices).
Boyke menambahkan bahwa secara umum proses wawancara, verifikasi dan negosiasi tali asih berjalan secara kekeluargaan dan mengutamakan fairness. “Kita bersyukur, proses tali asih ini berjalan lancar. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, proses ini menjunjung tinggi nilai-nilai jujur, transparan dan adil,” tambahnya.
Banyak penambang yang berkegiatan di area konsesi Pani Gold Project menyadari bahwa lokasi kegiatan mereka adalah hutan milik negara, oleh karena itu mereka bersedia menerima tali asih dan tidak lagi berkegiatan di area sekitar proyek.
Mereka berharap perusahaan bisa melanjutkan kegiatan konstruksi dan memulai tahapan produksi sesuai jadwal. “Saya rasa pemberian tali asih ini sudah sesuai. Yang penting ada tali asih pagi penambang. Kami tahu ini [lokasi kegiatan kami] tanah milik negara,” kata Walson Samarang, salah satu penambang yang berkegiatan di Kolokoa.
Dirinya berharap perusahaan nantinya akan merekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. “Kami berharap kalau ada lowongan kerja, masyarakat Hulawa diprioritaskan. Semoga nanti juga ada program pemberdayaan ekonomi dan masyarakat,” tambahnya.
Proses pemberian tali asih ini dimulai dengan wawancara, di mana penambang menjelaskan kegiatannya dan properti yang dioperasikan. Penambang juga menjelaskan kapan mereka mulai berkegiatan dan kapan mereka berhenti, jika memang mereka sudah tidak berkegiatan.
Beberapa undangan tidak bisa menjelaskan secara gamblang, karena mereka ternyata mewarisi lokasi dan properti dari orangtua mereka.
Saat verifikasi lapangan, mereka pun kesulitan menunjukkan lokasi paretan atau pasolo karena sudah hilang atau lokasi ditumbuhi tanaman semak akibat ditinggal terlalu lama.
Sementara itu, salah satu penambang yang menerima uang tali asih Idris Rifai mengatakan dirinya mendukung penuh kegiatan perusahaan karena akan membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Pohuwato.
“Harapan saya supaya teman-teman bisa memberikan yang terbaik untuk perusahaan karena perusahaan telah memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Pada khususnya, anak-anak kita bisa bekerja di perusahaan,” kata Idris.**