Febriyanto Mardain : Pengabdian Guru Honorer di Pohuwato Perlu Perhatian Pemda

POLITIK, ATENSI.CO – Febriyanto Mardain sekretaris komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta kepada pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih terhadap pengabdian guru honorer di kabupaten Pohuwato.

Ini diungkapkan Febri saat rapat kerja soal kesejahteraan guru honorer yang berada di Pohuwato, bertempat di ruang rapat DPRD pada Senin, 10 Oktober 2022 kemarin.

Kata politisi PPP itu, sebelum dirinya bergabung di dunia politik dan sudah menjadi anggota legislatif saat ini, Febri mengaku pernah merasakan menjadi seorang guru honor yang saat itu di gaji 250 ribu perbulan.

“Saya sendiri adalah mantan atau alumni dari guru honorer yang merasakan insentif 250 ribu perbulan, saat itu dengan 250 ribu perbulan dikali dua dengan istri 500 ribu untuk mengongkos keluarga dalam waktu satu bulan. Tapi Alhamdulillah saat ini berada disini (Aleg DPRD),” Kata Febri Dengan Nada Lembut.

Lanjut Febri, permasalahan yang dihadapi guru honorer saat ini, adalah aturan yang sudah disepakati oleh pemerintah pusat dalam konteks pemberian insentif dengan jumlah 500 ribu saja.

“Memang kita sudah tahu bersama ada aturan dari menteri desa nomor 14 tahun 2020, disitu jelas penganggaran untuk guru paud sudah diatur di dana desa itu sendiri. Dengan adanya aturan seperti itu, sehingga nya dinas pendidikan tidak diberikan dalam pemberian insentif para guru, maka hal tersebut berpengaruh pada SK, dan SK sudah ada pada desa. Maka yang kita salahkan adalah pemerintah pusat yang telah mengeluarkan aturan seperti itu yang imbasnya ke kami dan para guru itu sendiri,” Ulas Febri Usai Menceritakan Dirinya Pernah Menjadi Guru Honorer Di Ma-almubarak Marisa.

Tidak lupa, Febri memberikan saran kepada pimpinan komisi I Amran Anjulangi untuk mengadakan rapat kembali dengan melibatkan dinas PMD, dan perwakilan APDESI.

“Gunanya Apa? agar dinas PMD dan perwakilan APDESI untuk menyusun presentase demi kesejahteraan atau pengolahan dana pendidikan untuk guru paud. Sekali lagi ini perlu diseriusi oleh pemerintah daerah dalam hal ini dinas PMD karena saya sendiri yang pernah rasakan menjadi guru honorer, kalau boleh mo bilang kamari somo keluar air mata ini karena saya sudah pernah di posisi mereka kasian,” Tutup Febriyanto Mardain Seraya Memberikan Motivasi Kepada Guru Honorer Yang Ada Di Rapat Tersebut.

Penulis : Guslan Kaco.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *