Kunjungi Desa Kopandakan 1, Pemdes Sipayo Salut dengan Pengembangan Budaya dan Adat Istiadat Bolaang Mongondow

ATENSI.CO, KOTAMOBAGU- Kunjungan studi  banding pemerintah Desa Sipayo dan BPD di  Desa Kopandakan 1, Kecamatan Kotamobagu Selatan berjalan dengan lancar dan diwarnai dengan sharing soal program di Desa masing-masing dan pelestarian serta pengembangan budaya.

Rombongan yang dipimpin langsung Kepala Desa Sipayo dan Ketua BPD serta anggotanya, disambut langsung oleh Kepala Desa Kopandakan, Muslim Tungkagi dan Ketua BPD, Edo Mopobela.

Meski pertemuan menerapkan Prokes yang ketat namun tidak menghalangi proses tukar menukar infromasi soal di Desa masing-masing.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Sipayo, Djafar Monoarfa mengakui dukungan Pemerintah Desa Kopandakan terhadap pelestarian dan pengembangan budaya Bolaang Mongondow.

“Saya salut dan bangga atas perhatian Pemdes Kopandakan 1 yang serius memberi perhatian terhadap kebudayaan dan adat istiadat,” kata Kades Sipayo, Djafar Monoarfa.

Hal senada dikatakan Ketua BPD Desa Sipayo, Aidin Djauhari, menurutnya apa yang dilakukan Pemdes Kopandakan 1, patut dicontoh khususnya soal pelestarian adat.

“Disini kami belajar bagaimana pelibatan masyarakat khususnya anak muda dalam o
pelestarian budaya. Apalagi disini sudah ada  Rumah Adat sebagai tempat belajar dan mengembangkan Adat istiadat,” ucap Aidin.

Sementara itu Kepala Desa Kopandakan 1, Muslim Tungkagi, mengucapkan Terima kasih atas kunjungan dari Pemdes Sipayo.

“Terima kasih atas kunjungannya. Tentunya hal ini bisa menjadi ajang untuk saling berbagi pengalaman antar desa yang ada di Kotamobagu dan Pohuwato,” kata Muslim.

Sementara itu, Menurut Ketua Desa Adat Kopandakan 1, Bripka Sumitro Tegela, rombongam dari Gorontalo tersebut sangat tertarik dengan sejarah adat dan budaya BMR.

“Hal ini dikarenakan dua wilayah adat ini baik Gorontalo dan Bolmong Raya memiliki kesamaan dalam hal kultur adat dan budaya,” tuturnya.

Sumitro yang juga salah satu tokoh budayawan di BMR ini menyebutkan, Desa Sipayo juga termasuk desa adat, namun pemerintah desanya juga menginginkan desanya dapat mendirikan rumah adat.

“Sehingga rombongan juga bertanya teknis bantuan yang diterima oleh Desa Kopandakan melalui bantuan rumah adat oleh Kemendikbud Dirjen Ketuhanan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat,” ucap Sumitro. (ddj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *